gandhis

Minggu, 08 Agustus 2010

Mirisnya naSib negARakU...

Miris sekali nasib bangsaku, yang miskin makin miskin yang kaya makin kaya, benar adanya ungkapan itu. Setiap kali dilihat tayangan televisi yang ada selalu kesengsaraan yang dialami kebanyakan orang menengah kebawah. Penggusuran lahan, bersesakan di angkutan umum dengan tarif yang semakin hari semakin dinaikkan, harga barang kebutuhan sehari-hari melonjak tajam terlebih memasuki bulan suci ramadhan dimana seharusnya manusia terutama umat islam yang kebanyakan mendominasi di Indonesia ini menikmati kekhusua’an bulan ramadhan disibukkan dengan harga-harga yang kian naik tajam. Koruptor yang kian hari kian bertambah jumlahnya yang menghabiskan uang rakyat Indonesia. Anggota dewan yang terhormat yang kini menuai banyak kritikan, namun adakah semua kritikan yang telah mengguling diberbagai media digubris oleh mereka?. Meminta keadilan bagi rakyat kecilpun itu sangat sulit, kecuali bagi mereka yang ber-UANG. Pak Indra tukang warung kopi seorang arema yang sudah berumurpun tak terhindar dari ketidakadilan yang ada dinegeri ini, kasus kecelakaan yang menimpa putra tersayangnya 15 tahun lalu yang tertabrak mati oleh seorang yang dulunya letnan Joko Sumantri telah menempuh jalur hukum, namun ternyata kasusnya malah dianggap kadaluarsa, pertanyaannya dimanakah keadilan dinegeri ini?. Berjalan sekian ratus kilometer Malang-Jakarta demi untuk menemui Sang Presiden yang sangat terhormat di negeri ini untuk meminta keadilan, keadilan yang seharusnya milik semua rakyat Indonesia tanpa memandang status sosial, jenis kelamin, pekerjaan, tua-muda, kaya-miskin, sehat-cacat, gagah-lemah, jelek-cantik/tampan. Indonesia dicintai rakyatnya selama 65 tahun telah berlalu dalam masa kemerdekaan dari jajahan bangsa lain, namun tetap merengut sebagian kebebasan masyarakat terutama golongan menengah kebawah. Rakyat memilih wakilnya dengan sebuah harapan baru untuk membenahi segala yang kurang di negeri ini, dengan suapan begitu banyak janji yang sangat manis menggiurkan melebihi segarnya sumber air dipadang pasir yang tandus. Wakil rakyat dengan kantor megah, kursi yang empuk, ruang ber-AC, fasilitas mobil mewah, rumah dinas, pengamanan ketat, gaji yang lumayan canggih jumlahnya, mereka diharapkan mampu bekerja sesuai tugasnya untuk mewakili seluruh aspirasi rakyat Indonesia yang banyak jumlahnya. Akhir-akhir ini terungkap kebolongan absen para anggota dewan yang sangat terhormat itu, bukan hanya itu tidurnya anggota dewan saat rapat penting membahas masalah Negara dan rakyat. Betapa kecewanya kita kalau kita dikhianati oleh orang yang kita sangat harapkan mampu melindungi kita, mencintai kita, mengasihi kita, membela kita, dan yang telah kita percaya untuk menampung aspirasi kita terutama rakyat kecil. Apakah kita sudah terbujuk rayuan gombal pada saat pemilu?

Kamis, 19 Juli 2007

Aku melakukan perjalanan yang tak aku lalui di lain hari
Untuk menemui secuil harapku
Yang kucari bersama waktu
Bersama taburan debu terpaan angin
Dan terjalnya jalan setapak diatas bukit kehidupan
Meski mata ini tak melihat sejauh atau sedekat apa
Namun, aku masih miliki keyakinan akan harapku sendiri
Dimana awal aku lalui,
Pasti disuatu akhir akan aku temui.

Waktu yang semakin lama serasa begitu sempit
seketika saat usia ini mulai semakin menguat.
Dari kehidupan yang telah berlalu,
laksana sebuah pohon yang telah melalui begitu banyak musim dengan begitu banyak daun yang bersemi ketika musim semi dan begitu banyak pula yang gugur di musim gugur,
seketika itu pula apapun dapat terjadi pada setiap musimnya. Tumbang dan mati juga hal yang mungkin.
Itulah kehidupan dan sisa umurkupun tak akan lepas dari kematian.